Masyarakat yang berkelas sosial
terbuka adalah masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi
sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup adalah masyarakat
yang memiliki tingkat mobilitas yang rendah.[4]
Pada masyarakat
berkasta yang sifatnya tertutup, hampir tak ada gerak sosial yang
Vertikal karena kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dilahirkan.
Pekerjaan, pendidikan dan seluruh pola hidupnya. Karena struktur sosial
masyarakatnya tidak memberikan peluang untuk mengadakan perubahan.
Dalam sistem lapisan terbuka, kedudukan yang hendak dicapai tergantung
pada usaha dan kemampuan si individu. Memang benar bahwa anak seorang
pengusaha mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada
anak seorang tukang sapu jalan. Akan tetapi, kebudayaan dalam masyarakat
tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu untuk memperoleh
kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan yang semula dipunyainya.
Namun kenyataan tidaklah seideal itu. Dalam masyarakat selalu ada
hambatan dan kesulitan-kesulitan, misalnya birokrasi (dalam arti yang
kurang baik), biaya, kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat,
dan lain sebagainya.[5]
Bila tingkat mobilitas sosial tinggi,
meskipun latar belakang sosial para individu berbeda, maka mereka tetap
dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial
yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, maka tentu saja
kebanyakan orang akan terkungkung dalam status para nenek moyang
mereka.
0 komentar:
Posting Komentar